Selasa, 25 Juni 2013

PILU DI UJUNG HARAPAN


 
Sejujurnya aku katakan bahwa, aku lebih memilih diam dari pada ada dalam belenggu rantai pilihan, setitik butiran cinta yang hadir kandas tertelan waktu, secercah cinta harapan baru terbentur akad pengabdian yang sama sekali tidak tau apakah dia adalah orangnya atau dia adalah bagian dari pada penguji keimananku.
Ya Alloh, ketika aku memilih cinta yang baru atas dasar kehidmatan pada guruku dan begitu mengalirnya perasaan ini, disini pula hatiku remuk, terpenggal menjadi kepingan-kepingan kecil. Awalnya keikhlasan dan niat yang tulus ini akan berakhir dipersimpangan yang tak pernah dimimpikan dan akan berakhir dijalinan ikatan perjanjian, namun ternyata hidup itu bukan milik kita dan tidak seperti yang kita ingin kendalikan, maha besar Alloh atas keagungan-Nya.
Rasanya mati pun menjadi pilihan ketika cinta yang kita anggap itu pilihan terakhir berubah menjadi duri dan racun untuk jiwa ini, lebih baik tuli dari pada mendengar kata-kata tentangmu, lebih baik buta dari pada melihat mu senyum untuk orang lain..Ya Alloh, inikah syetan yang ada dalam diri ini, ketika diri ini tidak bisa lagi sadar, tidak lagi menerima takdir, tak lagi mendengar, tak lagi melihat kebaikan, hamba Mu yang hina ini memohon cepat lekas sembuhkanlah sakit yang menggerogoti hati, dan jiwa ini..ammin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar