Rabu, 23 Oktober 2013

MANUSIA SEJATI DAN HITAM

    Sesekali perasaan itu mengulang kembali riwayat kehidupan idaman, namun nampak itu hanya imajinasi dan kemauaan. Sebenarnya manusia itu ada di antara hitam dan putih, hidup merupakan pilihan dan yang lebih tau hidup itu tuntutan, kata halusnya bersyukur kepada Sang Maha Pencipta atas diberi kesempatan untuk hidup dan menikmati kehidupan meski di dalamnya adalah tak semua keindahan.
     Bersyukur atas hal yang tidak diharapkan adalah  jawaban dari jiwa sejati dan mengeluh untuk jawaban seorang pecundang, manusia itu sendiri mempunyai kodrat hewani yaitu kemauan yang keras, tidak puas, dan rakus. Sisi gelap dari pada ini, manusia sejati menjadikan sebuah kelemahan menjadi kekuatan besar sehingga tegar dan sadar akan setiap datangnya badai dan gelap, mengakui kelemahan adalah lapis kekuatan keduanya manusia sejati eksis dalam setiap iven.
      Tapi tak bisa dipungkiri bahwa manusia paling sulit mengakui kesalahan meski kesalahan itu sekecil apapun dihadapan manusia lainnya, jawaban mengelak dan lebih condong kepada pembelaan diri.
Tulisan dibalik ini semua merujuk pada penulis, tak pandai bersyukur, membuat hitam dalam hari-harinya, sampai kepada lepas kendali sehingga kontrol dan filternya jebol di tubruk sendiri, Allohu Akbar...
Pengakuan dosa terus kupanjatkan dan berdosa terus ku perbuat, aku sadar itu aku tau itu,sehingga hari-hari ini dalam lorong kegelapan.
Berharap Thuan masih bisa memaafkan Ku..ammin