Kamis, 27 Maret 2014

derama





 



31:13
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ (رواه أبو داود)
Artinya : Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)

Derama ini menceritakan kisah sebuah keluarga kaya raya namun keluarga tersebut jauh dari ajaran agama. Hidupnya hanya disibukan dengan urusan duniawi, yang diceritakan dalam sehari-hari hanya urusan harta kekayaan dan tahta jabatan, dan akhirnya Alloh Ajawazalla mengirim peringatan kepada keluarga kaya itu dengan mewafatkan anaknya. Bagaimana selanjutnya kita lihat langsung.




Pemeran derama
Busro ( Bapak )           :
Najwa  ( Ibu )              :
Alif ( Anak )               :
Pak Ustad Alfarizi      :
Santri                           :
Yuda ( Polisi )             :
Ibu-ibu arisan              :
Tante Reti                   :
Tante saskia                 :

Adegan ke I
Suasana pagi hari dirumahnya keluarga Pak Busro

Busro               : Mih….mih…mih…mana jas papih…udah kesiangan berangkat kerja
Najwa              : iya..iya..iya pih…jangan teriak-teriak ah…sarapan dulu pih, biar gak sakit..
Busro               : Mana si Alif mih?
Najwa              : Tuh baru keluar kamar..
Alif                  : Mah..Pak….Alif lihat di rumah ini gak ada yang solat dan baca Quran, kata Pak
 Ustad kalau di dalam rumah tidak ada yang membaca Al-quran maka rumah kita  
 akan hancur?
Busro               : Lah..lif..lif..jangan dengerin kata orang miskin..ustad itu kan orangnya miskin
  jadi sirik sama rumah kita yang mewah…bener gak mih?
Najwa              : Bener tuh…

Adegan ke 2
Pengajian para santri di mesjid
Alif melihat para santri mengaji di luar mesjid

Pak Ustad       : Lif…mau ikut ngaji juga…ayo kesini..
Alif                  : Mau Pak Ustad..tapi Alif gak bisa ngaji
Pak Ustad       : Makanya Alif harus belajar
Alif                  : Iya Ustad..tapi Alif mau bilang ke orang tua alif dulu..
Pak Ustad       : iya deh..bagus tuh…
Alif                  : Permisi Ustad…asalamu’alaikum
Pak Ustad       : Waalaikum salam
                         Ayo anak-anak terusin ngajinya
Santri               : Lif tunggu..
Alif                  : Apa ?
Santri               : ini buku tuntunan salat buat kamu..
Alif                  : Terimakasih

Adegan ke 3
Suasana dirumahnya bu najwa, ibu-ibu sedang arisan sambil memamerkan segala kekayaan yang dimilikinya

Najwa              : Lihat cin..berlian baruku…baguskan…
Reti                 : Bagus banget…beli dimana cin…?
Najwa              : Biasa oleh-oleh si papih…so si papih baru pulang dari Singapur    
Saskia              : BTW…..cin….akhir pekan kita liburan kemana?
Ibu-ibu menjawab
 Gimana kalau kita ke pantai aja?
Saskia              : cuco…cuco…mantap cin..

Datang si Alif yang baru pulang sekolah
Alif                  : assalamu’alaikum
Najwa              : Ganti baju sana…makan di sana…jangan kemana-mana..
Alif masuk kamar menaruh tas sambil badan yang lesu dan menghampiri ibunya kembali
Alif                  : Mah….Alif mau ngaji?
Najwa              : Apa-apan sih kamu lif….buat apa ngaji…lebih baik kamu les piano biar cepet
  cari kerjaan dapet uang banyak dan terkenal
Alif                  : Tapi mah…
Najwa              : set…set….udah…udah…dengerin kata mamih…buat apa ngaji gak
  Menghasilkan

Adegan ke 4
Keadaan malam di rumahnya keluargaPak Busro

Najwa              : Pih…si Alif tadi ngomong ke mamih mau ngaji katanya..
Busro               : Alah anak itu sukanya yang engga-engga
Najwa              : iya….pih mamih juga tadi bilang gitu..
Busro               : Ooo…ya mih..nanti kalau papih jadi anggota DPR lagi mau apa?
Najwa              : aku mau dibeliin mobil baru lagi pih..yang keren..
Busro               : Alah gampang…apa sih yang tidak bisa buat seorang Dewan
Datang si Alaf dari kamarnya dengan niat sama seperti siang tadi
Alif                  : Pak…Alif mau ngaji?
Busro               : Ngomong apa sih kamu lif…
  Mau jadi apa kamu lif…mau seperti orang-orang miskin yang ada di mesjid itu?
Alif                  : Tapi Pak…?
Busro               : Udah…kamu tidur sana..

Adegan ke 5
Di tengah malam Alif berdoa di kamarnya
Do’a Alif
Ya Dzat yang Maha pemurah lagi Maha penyayang
Jika mereka buta karena dibutakan oleh Dunia Mu
Maka bukakan kembali cahaya terang jalanMu
Ya Alloh Jika mereka mencintai dunia melebihi kecintaan selain Mu
Jangan biarkan mereka tertatih-tatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
Bukakan kembali hati mereka
Ampunilah dosa mereka
Aku menyayangi mereka seperti aku menyayangi mu , Ammin..
Adegan ke 6
Alif sedang berangkat sekolah tiba-tiba diperjalanan di culik oleh 2 orang pemuda
Sambil meringkus badan si Alif dan mengancamnya

Penculik          : Cepat telepon orang tua mu
Alif                  : halo..pak …Alif di culik
Penculik          : Dengar jika anak mu mau hidup..bawa  uang 2 miliar kita bertemu di gedung tua
  dekat jembatan..ingat jangan hubungi Polisi..jika anakmu mau hidup
Busro               : Halo..halo…jangan main-main kamu..
Penculik          : kami tidak main-main…cepat
Pak Busro telepon Polisi
Busro               : halo..
Polisi               : Selamat siang…bisa kami bantu
Busro               : iya …selamat siang pak…pak anak saya di culik
Polisi               : baik pak…Nama bapak  dan anak bapak siapa?
Busro               : saya Busro pak anak saya Alif..pak penculik minta tebusan 2 miliar dan minta
  ketemuan di gedung tua dekat jembatan
Polisi               : baik pak kita bertemu di rumah bapak
Busro               : iya pak..terimakasih pak

Adegan ke 7
Keadaan di rumah pak busro yang sedang genting

Busro               : mih ..anak kita di culik
Najwa              : di culik….aduh terus gimana pih.?
Busro               : Kita tunggu pak polisi dulu..
Najwa              : aduh pih….
Tak lama datang polisi
Polisi               : bapak dan ibu berangkat duluan, kami mengawasi dari belakang..dan anggota
  kami sudah siap menunggu di sana..
Busro               : Iya Pak..

Adegan ke 8
Di gedung tua

Penculik          : Mana uang tebusan itu
Busro               : iya,,,,iya..ini uangnya..berikan anak kami..
Polisi               : Angkat tangan…..?
Penculik itu kabur dan menusuk Alif dengan pisau, sampai Alif pun terjatuh dan bersimbah darah…
Alif                  : aww.aw….
Najwa              : Alif…alif..alif kuat sayang..
Alif                  : Pak…mah…sakit
Busro               : yang kuat ya…nak
Alif                  : Mah…pak…maafkan Alif
Busro + Najwa : Iya sayang..
Alif lalu berdoa
Ya Alloh, indahkan kepada orang tuaku ucapanku, haluskan kepada mereka tabiatku, lembutkan kepada mereka hatiku, jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka,
Ya Alloh masukan mereka ke dalam surgamu
Karena mereka aku bisa mengenal Mu
Ya Alloh balaslah kebaikan mereka
Karena telah mendidiku
Berikan ganjaran kepada mereka
Karena telah memuliakanku
Ampunilah mereka sebagaimana mereka telah memaafkan kesalahan yang aku perbuat kepada mereka
Jagalah mereka sebagaimana mereka telah memeliharaKU pada masa kecilku
Ya Alloh jangan biarkan aku lupa untuk menyebut nama Mu dan orang tuaku sampai nafas terakhirku….ammin
Astagfirulloh..astagfirulloh